Pura Besakih adalah kompleks pura terbesar yang ada di Bali. Berlokasi di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem tepat di bawah kaki Gunung Agung (Giri Toh Langkir) yang merupakan gunung tertinggi di Bali.
Dikenal sebagai Mother Temple of Bali dengan latar pemandangan yang indah, pura ini juga menjadi sebagai pusat keagamaan bagi umat Hindu di Bali dan dipercaya sudah ada sejak tahun 1284. Meski berperan sebagai pusat peribadatan, nyatanya pura ini justru jadi primadona di mata wisatawan. Hingga saat ini, Pura Besakih masih menjadi kunjungan wajib baik bagi wisatawan mancanegara maupun domestik.
Dengan pemandangan yang indah dan sejarah yang panjang, wajar jika Pura Besakih bertahan sebagai primadona. Belum lagi dengan kompleks puranya yang luas menjadikan kuota kunjungan pura jadi lebih banyak ketimbang pura pada umumnya.
Sejarah Mother Temple of Bali
Dikutip dari Lontar Markandeya Purana, nama Besakih mulanya adalah Basuki berasal dari sebutan tempat ditanamnya kendi, Pancadatu, dan Upakara yang diperciki Tirta Pangentas oleh Sang Yogi Markandeya. Beliau adalah sosok babad alas atau pembuka lahan di wilayah Besakih, seorang pertapa dari Hindustan (India) yang dijelaskan mendapat titah dari Hyang Widhi Wasa untuk merabas hutan di Pulau Dawa (nama saat pulau Bali dan Jawa masih menjadi satu) bersama 8000 pengiringnya atau disebut Batara Giri Rawang.
Merabas hutan ternyata bukan perkara mudah, banyak sekali rintangan yang dihadapi oleh Sang Yogi Markandeya dan pengiringnya. Mulai dari sakit, meninggal, hingga diserang binatang buas yang terjadi terus-menerus dan dipercaya akibat dari tidak dilakukannya yadnya atau sesaji/bebaten.
Inilah mengapa pada momen perabasan hutan berikutnya bersama 4000 Batara Giri Rawang, para resi dan pertapa, Sang Yogi Markandeya memohon wara nugraha kepada Hyang Widhi Wasa untuk kelancaran kegiatan mereka. Setelahnya, mereka bersama-sama menuju lokasi perabasan, dan sebelum kegiatan tersebut dimulai Sang Yogi Markandeya bersama para pertapa lainnya melakukan Upakara Yadnya dalam bentuk Dewa Yadnya dan Buta Yadnya.
Seolah keajaiban, proses perabasan berjalan lancar tidak seperti sebelumnya. Para pengiring mulai melakukan perabasan hutan dari selatan ke utara tanpa kendala. Area tersebut kemudian dibagi oleh Sang Yogi Markandeya untuk para pengikut agar dapat dikembangkan menjadi permukiman, lahan pertanian maupun perkebunan. Nah, hasil dari perabasan hutan inilah yang menjadi muasal dari desa dan Pura Besakih.
Lantas, mengapa Sang Yogi Markadenya membuat Basuki? Dalam lontarnya, dijelaskan bahwa setelah adanya Basuki di tempat dimulainya perabasan hutan. Pada kegiatan perabasan yang dilakukan oleh pengikut berikutnya, tidak ada lagi musibah atau bencana yang terjadi. Jadi, mungkin inilah alasan adanya Basuki yang ditanam.
Selain menjadi kisah atau cerita rakyat yang perlu dipertahankan, sejarah dari berdirinya Desa dan Pura Besakih ternyata juga dipercaya menjadi alasan mengapa perlu diadakannya Upakara Yadnya sebelum masyarakat Bali membangun sesuatu. Tentu, selain adanya perintah dalam ajaran Hindu terkait Panca Yadnya. Ini dapat menjadi bukti bahwa sebutan Mother Temple of Bali memang bukan sekadar gelar belaka. Ada peran yang dimiliki Pura Besakih dalam perkembangan dan tradisi Bali.
Alasan Pura Besakih Jadi Primadona
Tak berhenti di sisi sejarah, Pura Besakih memiliki keunikan lain yang menjadikannya sebagai Mother Temple of Bali dan primadona wisatawan. Ini dikarenakan Pura Besakih memiliki kompleks pura yang sangat luas. Dalam satu kompleks tersebut terdapat 1 pura pusat yaitu Pura Penataran Agung Besakih, dan 25 Pura Pakideh seperti:
- Pura Gelap
- Pura Ulun Kulkul
- Pura Batu Madeg
- Pura Kidulingkreteg
- Pura Tirta Pingit
- Pura Pangubengan
- Pura Peninjoan
- Pura Tegal Suci Pagenian
- Pura Pesimpangan
- Pura Dalem Puri, dll.
Selain kompleks pura yang luas, harga tiket masuknya pun relatif murah yaitu 80.000 untuk wisatawan domestik dan 150.000 untuk wisatawan mancanegara. Ini sudah termasuk dengan biaya local guide, sarung, toilet, dan kendaraan listrik untuk sekali antar.
Ditambah lokasi pura yang strategis membuat akomodasi Anda jadi lebih mudah. Sebut saja untuk penginapan, Anda tak perlu jauh-jauh mencari karena ada Bali Basuki Retreat Center yang dekat dengan Pura Besakih. Atau jika Anda ingin pergi ke destinasi wisata lain, pun tak perlu bingung karena banyak destinasi wisata yang dekat dengan lokasi tersebut seperti pantai Blue Lagoon dan Bukit Jambul.
Dan jika Anda masih ingin mengunjungi destinasi serupa dengan Pura Besakih, Anda dapat mencoba berkunjung ke Pura Ulun Danu yang indah dengan pemandangan danau disekelilingnya. Banyak travel agent yang menawarkan kunjungan ini dalam paketnya, berikut dengan air terjun Aling-aling, pantai Lovina, dan pertunjukan lumba-lumba di dalamnya. Anda tinggal mempersiapkan baju pantai, camilan, dan kebutuhan liburan Anda tanpa perlu khawatir tentang akomodasi.