Mengenal Perang Pandan Tradisi Ekstrem Bali yang Menarik Banyak Wisatawan

Perang Pandan, Mekare-kare atau Megeret Pandan adalah sebuah tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat Desa Adat Tenganan Pengringsingan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali. 

Meski disebut perang, tradisi ini nyatanya adalah sebuah seni tari dengan konsep perang yang dilakukan dengan cara yang tidak biasa, yaitu menggunakan pandan duri sebagai senjata dan anyaman rotan sebagai perisainya. 

Tentu, apa yang mereka bawa dalam tarian ini bukanlah pajangan semata, karena kedua pemain akan saling menyerang dan menggeret punggung lawannya dengan menggunakan senjata yang dibawa. 

Meski tampak ekstrem dan menyakitkan, nyatanya tradisi ini begitu dinantikan oleh masyarakat desa serta wisatawan dari mancanegara. Di samping keunikannya, nilai yang disampaikan dan kisah dibalik tradisi ini juga patut menjadi perhatian dan bukti bagaimana taatnya masyarakat Bali dengan kepercayaan yang mereka miliki. 

Sejarah Perang Pandan

Ketaatan yang kuat akan kepercayaan, tradisi, dan adat istiadat inilah yang membuat Bali terkenal dengan kekentalan budaya yang autentik. Jadi, bukan hal aneh jika setiap tradisi bisa bertahan dan mengakar kuat hingga saat ini. Dan Perang Pandan adalah salah satu bukti nyatanya, menjadi tradisi yang masih bertahan dan tertanam kuat hingga generasi mudanya. Ini merupakan hal menakjubkan mengingat tradisi ini sudah bertahan dalam waktu yang sangat lama. 

Jika menilik dari legenda yang beredar di masyarakat, tradisi ini bermula dari kisah pertarungan antara Dewa Indra dengan Raja Mayadenawa yaitu raja Bali dengan garis keturunan raksasa. Dalam kisahnya, diceritakan bahwa Raja Mayadenawa mengakui dirinya sendiri sebagai seorang dewa yang memiliki keagungan lebih dari pada dewa Hindu lainnya. 

Tidak berhenti sampai di sana, Raja Mayadenawa membuat murka para dewa dengan melarang masyarakat untuk melakukan upacara keagamaan. Mengetahui hal ini, Dewa Indra, Sang Dewa Perang pun marah dan memutuskan untuk turun tangan mengalahkan Raja Mayadenawa yang sudah membuat banyak huru-hara.

See also  Tips Memilih TWS Gaming Terbaik 2024

Meski cerita ini merupakan kisah terkuat yang diyakini oleh masyarakat Bali sebagai asal mula tradisi. Sayangnya belum ditemukan lontar maupun catatan tertulis yang bisa menjelaskan tentang asal muasal dari Perang Pandan. Ini diakibatkan oleh kebakaran yang melanda desa tersebut pada abad ke-19 silam dan menghanguskan catatan penting yang memuat sejarah mereka.

Terlepas dari hal tersebut, pada akhirnya kisah inilah yang menjadi dasar adanya tradisi Perang Pandan sebagai bentuk penghormatan masyarakat Desa Adat Tenganan Pengringsingan kepada Dewa Indra atas anugerah tanah yang mereka tinggali saat ini. Jadi, jangan heran jika Perang Pandan  kedepannya akan semakin eksis dan terjaga keberadaannya. 

Perang Pandan Tradisi Ekstrem Bali
detiktravel/perangpandan

Waktu Pelaksanaan Tradisi 

Tertarik untuk bergabung bersama kemeriahan tradisi Perang Pandan? Beruntung bagi Anda, karena tradisi ini ternyata dilakukan sebanyak 4 kali dalam setahun, lho. Tepatnya, diselenggarakan pada sasih kelima menurut kalender tradisional masyarakat Desa Tenganan. Uniknya, acara ini bukan hanya diadakan di satu tempat saja. Namun ada di 4 tempat yang berbeda yaitu di depan Bale Agung, Bale Patemu Kelod, Bale Patemu Kaje. Terakhir, Anda dapat menyaksikannya di depan Bale Patemu Tengah. 

Prosesinya sendiri sudah disinggung sedikit pada bagian pembuka. Di mana peserta secara berpasangan saling menari dan menggeret punggung lawannnya menggunakan pandan berduri. Namun, tahukah Anda bahwa hanya anak muda menuju dewasalah yang melakukan tradisi ini? Inilah mengapa Perang Pandan juga biasa disebut sebagai ritual penanda bahwa mereka telah memasuki usia dewasa.

Namun, bagian menakjubkannya bukan sampai di sini saja. Masyarakat Tenganan masih memiliki satu hal menarik dalam tradisi ini, yaitu sistem pengobatan lukanya yang tradisional. Kabarnya, mereka memiliki sebuah obat mujarab untuk mengobati luka sabetan pandan ini, lho.

See also  Perbedaan Domain dan Hosting Website

Dikatakan, cukup dengan mengoleskan obat ini maka luka sabetan pandan duri bisa kering hanya dalam waktu hitungan menit. Wow, bayangkan bagaimana menakjubkannya resep obat campuran dari herbal, kunyit dan cuka ini bisa menangani luka sedemikian rupa. 

Banyak hal menakjubkan yang bisa Anda lihat dan rasakan dengan menyaksikan Perang Pandan di Desa Adat Tenganan. Bukan hanya bisa menikmati tradisi ekstrem yang sudah menarik banyak wisatawan, Anda juga bisa menikmati banyak destinasi wisata lainnya. 

Dengan melakukan sedikit perjalanan dari lokasi Anda saat ini, Anda dapat merasakan suasana glamping di Natya River Sadirman. Atau mencoba lebih menyatu dengan alam di Moding Hill dengan mendirikan tenda dan camping bersama keluarga. 

Tentu yang terakhir, jangan lupa untuk mengunjungi pura-pura yang ada di Bali. Belum afdhol rasanya jika ke tepat ini belum mampir ke tempat ibadahnya yang ikonik. Semoga liburan di Bali Anda menyenangkan dan sampai jumpa di pembahasan seputar Bali lainnya. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *